me_and this uncertain world

me_and this uncertain world
(tulisan ini menelanjangi isi hati saya)

Senin, 14 Februari 2011

"Kenapa aku belum juga mati?", pertanyaan yang sama setiap malam.

Pertanyaan itu terlontar begitu saja, seperti malam-malam sebelumnya aku bertemu Arjuna. Ya! Namanya Arjuna. Kami belum lama kenal. Kira-kira dua minggu sebelum hari ini. Nanti saja aku ceritakan bagaimana kami bertemu. Sekarang, aku hanya ingin menikmati waktuku bersama Arjuna, itu saja.

"Jadi, ibu gemuk itu menggedor pintu kamar mandi tempat kamu ingin gantung diri?", tanya Arjuna.
Aku mengangguk setengah sebal.
Arjuna terkekeh. "Itu artinya kau sedang sial" kemudian Arjuna terkekeh lagi.
"Kalau saja ibu itu tidak datang, mungkin sekarang aku sudah benar-benar mati. Mayatku akan ditemukan esok hari, bibirku membiru, tubuhku tergantung di langit-langit kamar mandi restoran konyol itu, dan yang paling mengenaskan, Ibuku pasti menangis kencang sekali di pemakamanku."
Aku bergidik mendengar ucapanku sendiri.

Aku benar-benar ingin mati. Setelah banyak sekali kejadian dalam hidup, rasanya mati bukan pilihan yang sulit.

"Sampai kapan kau akan begini?", tanya Arjuna.
"Begini bagaimana maksudmu?", aku balik bertanya.
"Percobaan bunuh dirimu yang konyol itu."
"Entah"

Aku menjawab sekenanya. Memandang ke sudut langit-langit ruangan yang dihiasi sarang laba-laba. Laba-labanya sudah lama pergi, dan aku malas membersihkan sarangnya. Rumah susun kecil dengan satu kamar mandi dan dapur yang berantakan. Hingga aku merasa ajaib masih bisa bertahan hidup di rumah susun yang pengap ini. Omong-omong soal mati karena pengap, mungkin akan kucoba nanti.

"Kau belum tidur?", tanya Arjuna.
Aku menggeleng pelan, "belum ingin"
"Kenapa? Ada yang mengganggu pikiranmu?", tanya Arjuna lagi.
Kali ini aku memandang Arjuna.
"Aku memikirkan jalan mana yang akan ku pilih berikutnya.", jawabku sekenanya.
"Kau memang aneh!", tandas Arjuna.
"Tetap tidak seaneh kamu".
Aku mengakhiri pembicaraan kami, kemudian naik ke atas tempat tidur di ujung ruangan. Aku menepuk bantalku tiga kali. Kemudian mengucap 'selamat malam' pada Arjuna, dan detik berikutnya dia sudah tidak ada....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar