me_and this uncertain world

me_and this uncertain world
(tulisan ini menelanjangi isi hati saya)

Minggu, 28 Desember 2014

hilang kontak pesawat air asia mengajarkanku sesuatu

Siang ini dikagetkan dengan moment update Path nya si Bayu Romadhona. Langsung bertanya ada apa dan kenapa. Setelah sahabat saya itu membalas, saya langsung menyalakan televisi. Innalillahi, sebuah pesawat air asia QZ8501   tujuan Surabaya-Singapura hilang kontak pagi ini.

Kengerian saya mendengar berita tentang kecelakaan pesawat tidak bisa hilang sejak kejadian MH17, rute pesawat langganan waktu itu Amsterdam-Jakarta. Dan flight terakhir dengan MH19 dengan tujuan yang sama membuat saya sempat shock jantung! turbulance dahsyat lebih dari 30 menit memaksa saya mengenggam tangan Kak Risma yang duduk tepat di sebelah saya. Banyak "f" dan "s" word bertebaran di dalam kabin pesawat menandakan kepanikan dari kami para penumpang. Makan malam batal disajikan. Pengumuman dari Pilot yang mengatakan bahwa cuaca sangat buruk dan sebentar lagi anda akan mengalami guncangan yang sangat keras membuat saya berpikir saya akan bernasib sama dengan MH 17.

Tapi alhamdulillah, dengan ijin Allah, Tuhan semesta alam, saya sampai dengan selamat di pangkuan ibu pertiwi, memeluk erat Ayah dan Ibu saya yang menunggu saya sedari pagi di Bandara Soeta.

Pelajaran dari hilangnya kontak air asia pagi ini adalah, selalu ada harga mahal yang harus dibayar untuk a giant step for humankind. teknologi penerbangan adalah teknologi paling hebat menurut saya di bidang transportasi. Betapa tidak, coba bayangkan kalau dulu Wright bersaudara tidak berpikir untuk terbang mungkin perjalanan saya ke Belanda setahun yang lalu akan memakan waktu berbulan-bulan di laut lepas naik kapal laut. Dan tentu saja di balik kemajuan pesat ini ada resiko besar yang membayangi di belakangnya.

Saya teringat ketika saya ngobrol dengan teman saya yang berkewarganegaraan Belanda, Michiel di Groningen Noord station waktu itu. "Airplane is the safest mode of transportation ever". Dan dia bisa saja benar. Saya tidak menemukan alat transportasi tandingan yang punya safety prosedur yang harus ditempuh sebelum kapten pilot pesawat terbang memutuskan untuk menerbangkan "big-baby"nya. Dalam tahun 2014 saya hanya menemukan 4kecelakaan pesawat komersial sejauh ini ( 1 di Nepal, 1 MH370 yang masih hilang - saya berdoa semoga pesawat ini akhirnya bisa ditemukan dan dengan keajaiban Allah bisa selamat semua- , 1 MH17 yang ditembak di Ukraine - yang ini benar-benar bukan kesalahan teknis, tapi sengaja ditembak, dan yang terakhir ini si QZ ini - yang saya sekali lagi berdoa sempat melakukan pendaratan, atau entah bagaimana caranya bisa diselamatkan oleh Allah SWT)

Tentang resiko besar yang saya bilang tadi. Jangankan terbang dengan pesawat, tidur di atas tempat tidur yang mungkin anda pikir presentase keselamatannya paling tinggi saja kita bisa dengan tiba-tiba dipanggil Sang Kuasa. Lalu apa yang harus kita lakukan sebagai manusia?

Saya teringat kata si Kencleng tentang ini, "tugas kita dalam hidup hanyalah memikirkan Allah, dan tugasNyalah memikirkan hidup kita" atau pesan teman kuliah saya Dinda "Dahulukanlah Allah, maka Dia akan mendahulukanMu".

*Praying for AirAsia* semoga pesawat ini cepat ditemukan. amiiin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar