me_and this uncertain world

me_and this uncertain world
(tulisan ini menelanjangi isi hati saya)

Sabtu, 01 Desember 2012


Aku tahu diri, aku tidak mau berharap dengan apa yang sejauh ini menjadi mimpi-mimpi terbesarku. Aku menjalani hari-hariku dengan harapan yang tidak jadi nyata.  Aku menjalani hariku dengan biasa saja. Tidak ada yang istimewa, tidak ada yang luar biasa.

Kecuali, hari pertama aku mengenalnya. Iya, benar! Aku tidak pernah menginginkan sesuatu seperti ini. Aku juga tidak pernah mengharapkan sesuatu sedalam ini. Aku mengenalnya pertama kali di panggung festival budaya. Namanya Arjuna. Tapi itu bukan nama sebenarnya. Maksudku, dia Arjuna tokoh pewayangan tanah jawa yang kukenal setahun yang lalu di panggung festival budaya.  Pemerannya? Persetan dengan pemerannya. Aku hanya suka pada Arjuna saja, Arjuna di panggung  festival budaya.

Aku terpesona. Katakanlah aku jatuh cinta. Setiap sabtu malam minggu aku pasti datang ke panggung ini, bertemu Arjuna-ku. Menatapnya dari bangku baris ketiga dari panggung, mengagumi Arjuna-ku dan setiap gerakannya. Dia terlalu indah. Intinya, aku jatuh cinta. Aku menghabiskan malam-malam mingguku selama setahun penuh di bangku ini. 

Menikmati indahnya sensasi cinta yang bukan pertama kali kurasakan.
Aku pernah jatuh cinta di dunia nyata. Bukan berarti Arjuna-ku itu tidak nyata. Hanya saja, kali ini berbeda. Aku jatuh cinta dua kali sebelumnya, dengan orang yang salah. Yang pertama pergi menghempaskan cintaku hanya karena aku tidak cantik. Dengan kata lain, aku ditolak saat kuutarakan isi hatiku. Dia bilang aku tidak pantas untuknya, Dia bilang, dia memimpikan seorang dewi untuk jadi pendampingnya, bukan wanita berkaca mata tebal, kutu buku, kuper, pendek jelek. Aku masih ingat rasa sakitnya ketika dia berkata seperti itu. Aku masih bisa merasakan tiap detail sakit di hatiku saat dia bilang begitu.

Yang kedua kali, aku ditinggalkan kekasihku karena dia pergi dengan wanita yang sudah lama menjadi mimpinya. Dan sialnya wanita itu datang lagi di kala kekasihku itu tengah menjalin hubungan denganku. Dia meminta maaf berkali-kali. Yang terakhir diiringi air mata di pelupuknya. Aku tidak tahu itu air mata apa, air mata penyesalan karena telah membohongiku, berpura-pura mencintaiku, dan mengkhianatiku atau air mata bahagia karena akhirnya dia terlepas dariku wanita berkaca mata tebal, kutu buku, kuper, pendek jelek dan akhirnya mendapatkan wanita impiannya.

Aku tidak tahu mana yang lebih sakit. Kejujuran karena dari awal cintaku ditolak dihempaskan, atau kebohongan panjang yang akhirnya sampai pada kebenaran yang menyakitkan. Aku tidak melihat bedanya, lebih parahnya aku tidak ingat mana yang lebih menyakitkan. Rasanya sama. Seperti tiba-tiba ada pisau super tajam yang menusuk dadamu, bukan hanya sekali, tapi berkali-kali. Dan kau tidak kuasa untuk berontak, hatimu koyak tidak ada obatnya. Yang bisa dilakukan hanya menahan sakitnya sampai waktu menyembuhkannya.

Dan kali ini, aku memutuskan untuk jatuh cinta pada Arjuna-ku. Setidaknya, ketika aku memberikan cintaku pada sesuatu yang tidak nyata, sakitnya tidak akan terasa. Itu sih hanya asumsiku. Begini, bila kau jatuh cinta pada sesuatu yang abstrak yang tidak jelas eksistensinya di dunia nyata, maka ketika cintamu tidak terbalas sakitnya juga tidak akan nyata, tidak akan jelas eksistensinya.

Arjuna-ku menari dengan gemulai di panggung festival budaya, memainkan jemari lentiknya seiringan dengan dentingan gamelan. Sesekali dia menggerakan kepalanya ke kanan dan ke kiri mengikuti arah lampu sorot yang gemerlap.  Dan aku jatuh cinta padanya.

Bandung 01 Dec 2012 20:55

Tidak ada komentar:

Posting Komentar