me_and this uncertain world

me_and this uncertain world
(tulisan ini menelanjangi isi hati saya)

Senin, 03 Desember 2012

AKU TAKUT MATI

AKU TAKUT MATI

Kemarin aku hampir mati. Untungnya tidak jadi. Dokter bilang setelah operasi dua hari lagi hidupku akan bertambah beberapa tahun lagi. Entah benar, entah tidak. Tapi kan aku tidak punya pilihan, jadi ya sudahlah.

Sebenarnya aku takut menghadapi meja operasi dua hari lagi. Tapi aku lebih takut mati. Kemarin, waktu aku hampir mati, kau tahu apa yang terjadi? Seketika kisah-kisah hidupku terpampang dalam benakku seperti film dokumenter yang diputar. Warnanya hitam putih, menceritakan jelas beberapa slide kehidupan yang pernah aku alami. Satu persatu, masa kecilku, masa remaja hingga kejadian baru-baru ini terputar jelas hari kemarin waktu aku hampir mati.

Kau tidak perlu tanya kenapa aku hampir mati kemarin. Yang jelas pengalaman itu paling menakutkan dalam hidupku. Aku hobi olahraga pemacu andrenalin, terjun payung, bungy jumping hingga paralayang. Tapi pengalaman hampir mati kemarin lebih dari itu semua. Seketika aku ingat aku pernah berbuat jahat pada orang-orang terdekatku. Aku sering marah-marah tidak jelas pada sahabat-sahabatku. Aku egois, mau menang sendiri, suka berbuat onar, dan banyak lagi. Aku menghitung orang-orang yang pernah kusakiti, dan hebatnya kesepuluh jari tanganku tidak cukup menjadi alat bantu hitungnya. Terlalu banyak.

Namun, bukan itu alasan aku takut mati. Tapi, aku tidak tahu akan kemana setelahnya. Aku bukan orang yang tahu agama, bahkan bisa dibilang tidak kenal Tuhan. Aku menjalani hariku dengan biasa saja, dalam artian tidak terikat pada satupun norma, baik norma agama maupun norma kehidupan lainnya.

Untuk pertama kalinya dalam hidup, aku merasa hidupku tidak sempurna. Hingga hari sebelum kemarin, aku tidak pernah ambil pusing ketika banyak orang berbicara tentang kematian. Lebih singkatnya aku tidak peduli. Kalau banyak orang pergi berbondong-bondong ke tempat ibadah, aku sibuk menghabiskan waktu dari satu klub malam ke klub malam lainnya. Hingga hari sebelum kemarin, aku berpikir hidupku yang hanya sekali harus kumanfaatkan dengan menikmati setiap detiknya dengan cara yang kusuka. Tidak peduli itu baik atau buruk, selama aku suka akan kulakukan.

Dan untuk pertama kalinya aku merasa hidupku hampa. Penyebabnya, karena aku tidak akan tahu akan kemana setelah mati. Bisa dibilang aku tidak punya tujuan, Petak kuburan mungkin terlalu sempit untukku hingga aku takut menghadapinya. Lebih parahnya lagi, aku tidak mau disana selamanya. Aku tidak mau. Dan tampaknya hingga detik ini aku tidak tahu kemana aku akan pergi setelah mati. Aku tidak mau sendirian di dalam kubur yang sempit itu, pasti gelap tanpa cahaya, pokoknya menakutkan.

Kemarin aku hampir mati, dan sekarang aku berharap operasi yang akan kujalani berhasil dua hari lagi. Kalau tidak, aku tidak tahu apa yang akan terjadi padaku. Aku janji deh, kalau aku tidak jadi mati, aku akan belajar mengenal Tuhan setelahnya.

Dua hari kemudian, aku melihat Ibuku menangisiku di ruang tunggu rumah sakit.

“Maaf, kami sudah berusaha semampunya,” kata dokter yang mengoperasiku.

Ibuku menangis, ayahku juga, adikku, dan kakak laki-lakiku.

Jadi ini rasanya mati? Hey! Lalu aku akan kemana setelahnya. Aku kan sudah bilang, aku tidak mau sendirian dalam kubur yang sempit itu.

Dan seketika, aku menyesal, kenapa aku tidak mengenal Tuhan terlebih dahulu sebelum aku mati. Tampaknya tidak akan seburuk ini jika aku menyiapkan diriku untuk mati sebelumnya. Dan ketika buku kehidupanku ditutup aku tidak tahu kemana akan pergi, atau kepada siapa aku akan bergantung setelah ini.

Bandung 04 Dec 09:27

Tidak ada komentar:

Posting Komentar