I hate me and myself, Thus I killed both of them.
tempat yang sama, kota yang sama, suasana yang sama.
tapi hanya hari yang terlihat berbeda.
ya benar, tempat yang sama, kota yang sama, suasana yang sama dengan saat ini.
hari kemarin, aku terdiam, sendiri bertanya pada diriku, kenapa aku berbeda dan mereka tidak.
lalu kemudian, hari ini aku kembali sendiri bertanya pada diriku, kenapa mereka terlihat sama dan aku tidak.
dua pertanyaan itu, hanya dua.
lalu kemudian aku menatap cermin di ujung ruang. ada seorang gadis menatapku dengan pandangannya yang sayu tanpa suara.
sedetik... dua detik... tiga detik... pada detik kesepuluh dia menyapaku.
"kau siapa?" tanyanya.
"aku?" aku bertanya kembali padanya.
"kau melihat seorang lain selain dirimu?"
"iya,
tadi aku melihat orang lain dalam diriku. tatapannya dingin,
seakan-akan dia ingin menerkamku, dia bilang dia bagian dari diriku yang
tidak mendapatkan ruang untuk keluar. jadi aku bertanya padamu, siapa
yang kau tanya 'aku' atau 'dia'?"
"keduanya."
"kau tidak bisa memilih keduanya, pilihlah salah satu gadis serakah"
"baiklah"
gadis di cermin itu menatap mataku tajam.
aku
hanya seorang gadis biasa, itu yang kutahu. tapi aku tidak melihat
satupun kebaikan dalam diriku. tidak satupun. aku menelantarkan teman
yang selalu mengingatku. aku mengacuhkan orang yang mengasihiku, aku
membuat mereka seolah-olah tidak ada. yang ada hanya aku. aku sendiri.
lalu
orang yang satu lagi, yang tadi kukatakan akan menerkamku.. dia adalah
gadis biasa, itu yang kutahu. tapi aku tidak melihat satupun kejelekan
dalam dirinya. dia memperlakukan teman-temannya dengan baik, dia
memperhatikan orang yang mengasihinya, dan dia memperlakukan mereka
dengan istimewa. yang ada bukan hanya dia dan dirinya sendiri.
"lantas kenapa kau tidak memberikannya ruang?" tanya gadis dalam cermin.
kadang,
aku tidak bisa menggunakan akal sehatku, kadang aku cemburu pada
hal-hal yang tidak mendasar, kadang aku iri pada keberhasilan seseorang,
kadang penyakit hati menghinggapiku hingga aku lupa bahwa diriku ini
memuakkan dan tidak seharusnya begitu.
"lalu, kenapa tak kau biarkan gadis bertatapan dingin itu menerkammu?" tanya gadis dalam cermin lagi.
tiba-tiba aku merasa apa yang dikatakannya benar.
maka
aku mengambil sebuah belati. bukan belati biasa. itu adalah belati yang
bisa membunuh "orang" lain dalam diri manusia. aku meletakannya di
tangan kananku, tepat di denyut nadiku. lalu yang terjadi kemudian aku
menggoresnya dengan belati tadi.
I hate me and myself, thus I killed them both
Bandung- 1Dec2012 00:55 AM