me_and this uncertain world

me_and this uncertain world
(tulisan ini menelanjangi isi hati saya)

Minggu, 10 Februari 2013

kata seorang teman, saya seperti memakai topeng, pribadi yang lain, atau entah apalah itu namanya.
pertama : saya seperti salah tingkah, tidak tahu kenapa secara otomatis satu-persatu otak saya tidak bisa bersinkronasi dengan logika yang diterima secara menyeluruh oleh orang kebanyakan.
kedua : seperti ada magnet supeeer besar yang merusak medan di otakku sehingga aku bertingkah dengan cara yang salah, orbit yang tidak tepat.
ketiga : semua kesalahan ini hanya terjadi pada satu waktu, satu tempat, satu kejadian saja. yaitu ketika bertemu dengan kamu.

termasuk hari ini, dan mungkin hari-hari berikutnya...,

Selasa, 05 Februari 2013

hari ini, saya tidak bisa berhenti tersenyum entah sejak kapan. saya tidak pernah menghitungnya.
senyuman yang itu, tatapan yang itu, pemberian yang itu...

Dan ketika saya sadar bahwa, ini semua hanya fiksi yang tanpa akhir, saya terlambat. saya terlanjur terjatuh dan saya tidak tahu bagaimana berdiri menegakkan kaki untuk memulai sedari awal lagi.

satu dua langkah kaki yang lalu lalang di depanku, bunyi kereta tua, klakson mobil, dan entah apalagi. tidak ada satupun dari semuanya yang mengalihkan pandang dan pola pikir saya.

kamu! iya kamu! kamu yang telah membuat saya begini. dan kamu tidak terlalu peka untuk melihat apa yang terjadi dengan saya.....

tapi, saya tidak pernah menyalahkanmu hadir dalam hidup saya sebagai pribadi yang bahkan tidak bisa tersentuh.
saya malah bersyukur pernah bertemu dengan kamu. setidaknya, saya punya pelajaran baru yang bisa terpetik. setidaknya ada satu dua pelangi yang tiba-tiba hadir dalam keseharian saya yang begitu-begitu saya...

kamu! iya kamu!
ajari saya lagi tentang bagaimana mengikuti jejakmu yang mengagumkan. setidaknya.... sampai saya pergi dari lingkungan ini.....


Senin, 04 Februari 2013

Tuhan, maafkan aku mencintai hamba_Mu yang telah Kau pertemukan dengan jodohnya....

aku hanya mengaguminya Tuhan, tidak bisa lebih dari itu. bahkan kalau aku mau lebih dari itu, Kau tidak akan mengijinkannya bukan?
Tuhan, maafkan aku telah mengakhiri hidupku hari kemarin. Kau pasti tahu alasannya, aku lelah Tuhan, menjalani hidup yang seaakan tidak berpihak padaku. Oleh karena itu, aku memilih mengakhiri hidupku kemarin.

Ini bukan kali pertama aku berpikir untuk mati Tuhan. aku sudah mendatangi perlintasan kereta api itu untuk ketiga kalinya. Hari pertama, aku gagal membunuh diriku sendiri ketika aku melihat seorang Ibu melintas menggandeng anak-anaknya di ujung sana. Ibu itu tersenyum lebar melihat polah kedua anak kecilnya. yang wanita bernyanyi keras-keras, dan yang lelaki menggandeng tangan ibunya erat-erat. hari itu aku takut mati, karena aku berpikir bagaimana perasaan ibuku kalau beliau tahu aku tidak lagi bisa bernyanyi untuknya. seperti anak kecil di ujung jalan itu bernyanyi untuk ibunya.

Hari kedua, aku gagal menabrakkan diriku ke kereta listrik karena sayup-sayup di kejauhan aku mendengar suara adzan berkumandang. seketika, aku ingat sepanjang hidupku aku lupa mengingatmu. Dosa-dosa yang belum terhapus, pahala yang belum juga kudapat, lalu, bagaimana aku berani bertemu muka denganmu, Tuhan?

Hari ketiga, hidupku akhirnya berakhir....
Setelah jodoh orang yang kukasihi menghubungi telepon selulerku. dia berkata aku tidak pantas hidup karena aku menginginkan apa yang seharusnya tidak kuinginkan dalam hidup. dia bilang aku pantas mati, karena kesalahanku yang besar hingga tak satupun elemen di dunia ini yang sudi menerimaku. dia juga bilang, lintah-lintah di pematang sawah itu lebih berharga untuk hidup daripada aku, karena kesalahanku mencintai orang yang salah. Dan yang lebih meyakinkanku untuk mati adalah, dia bilang kalau aku benar mencintai hambaMu itu, aku lebih baik lenyap dalam hidupnya selamanya.

Lalu Tuhan, aku memberanikan diri bertemu denganmu dengan kondisi yang memalukan ini.. sekedar ingin minta maaf atas kesalahanku mencintai hamba-Mu yang telah kau pertemukan dia dengan jodonya.

Bandung, 5Febuari 2013

Minggu, 03 Februari 2013

kadang saya tidak bisa mengontrol apa yang ada dalam otak saya. saya terpaku pada satu titik dan tidak bisa menganalisa kemana harus melangkah. ribuan alternatif, ratusan saran, tidak ada satupun yang menguatkanku untuk melajukan hidup ke arah yang lain.

ENTAH setan manalagi yang akan membujukku mengacu pada arah yang salah, atau malaikat mana yang akan menasihatiku untuk kembali ke jalan yang seharusnya. yang pasti, saya nyaman menjalani semuanya.
yang saya tahu, saya merasa tetap mengingat Dia. Dia yang selalu mengingat menjagaku.... hanya itu
Tuhan, jaga aku untuk tetap di jalanmu...